Cara Pikiran
Memproses Informasi
Menurut
Roger Sperry pemenang hadiah Nobel pada tahun 1981 dinyatakan bahwa manusia
hidup dengan menggunakan 2 belahan otak, meskipun sebenarnya otak manusia pada
dasarnya hanya ada satu. Kedua belahan otak yang dimaksud oleh Roger sperry
yaitu otak belahan kiri atau yang lebih dikenal dengan sebutan otak kiri (oki)
dan otak sebelah kanan atau otak kanan (oka). Otak kiri berada
di sebelah kiri kepala sedangkan otak kanan berada di sebelah kanan kepala.
Sementara mengenai proses masuknya informasi yang berasal dari luar diri kita
hingga menjadi memori yang tersimpan di otak kita yakni,
pertama, karena begitu
banyaknya bit informasi yang diterima seseorang, ada sekitar 2.000.000 bit,
maka pikiran sadar perlu melakukan filter berdasarkan kriteria seperti tersebut
dibawah ini :
•
Informasi yang paling kuat atau berpengaruh
•
Informasi yang berhubungan dengan keselamatan hidup (menurut pemikiran pikiran
bawah sadar)
•
Aspek yang sejalan dengan sistem sensori kita (visual, auditori, atau kinestetik)
.
Proses
penyaringan informasi ini adalah tugasnya otak kiri sebagai otak pertimbangan,
dikatakan demikian karena otak kiri ini
pada dasarnya bersifat systematik, yakni otak yang selalu mencerna informasi
dengan detail, logika,obyektifitas, dan selalu lebih mengedepankan analisa
terlebih dahulu. Setelah sang oki (otak kiri) mempersilahkan informasi dari
luar itu masuk, kemudian melalui RAS (Ratyculum Aktifity System) informasi yang
telah melalui filterisasi tersebut, diteruskan ke otak kanan. Di otak kanan
inilah semua informasi disimpan sama halnya seperti hardisk komputer yang
fungsinya adalah untuk menyimpan seluruh data yang masuk, akan tetapi otak
kanan bukan hanya itu saja kemampuannya, otak kanan juga mengolah semua data
yang tersimpan sehingga menjadi konsep diri serta keyakinan yang melandasi
seluruh keputusan sadar dari diri seseorang tersebut. Informasi yang dapat
disimpan dalam oka atau memori manusia antara lain :
a.
Waktu
terjadinya
b.
Lokasi
kejadian
c.
Siapa
saja yang terlibat
d.
Gambar/image
e.
Suara
f.
Aroma
/ Bau
g.
Rasa
h.
Sensasi
perabaan
i.
EMOSI
Dari memory yang tersimpan di oka inilah
yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seseorang. Semakin
banyak informasi tentang hal – hal yang positif maka kehidupannya pun akan
banyak dipengaruhi oleh memory positif tersebut begitu sebaliknya apabila
seseorang itu lebih banyak menyimpan informasi – informasi yang negatif maka
kehidupannya pun akan sering dipengaruhi oleh memory atau data base yang
negatif tersebut . Untuk itu, bila kita mengharapkan kehidupan kita selalu
meningkat dan semakin berkualitas maka sebaiknya bila ada informasi yang
negatif jangan pernah langsung memasukannya ke dalam otak kita tapi harus kita
saring dahulu dan pastikan pula yang akan menghiasi otak kanan kita adalah
informasi – informasi yang positif saja. Minimal kita harus memulainya dengan
selalu berpositif thingking..
kalau saya mengkaitkan dengan hadits rasulullah yang menyatakan bahwa "ketika kita berteman dengan tukang parfum maka kita akan ikut wangi, tapi jika kita bergaul dengan pandai besi maka kita akan ikut bau tidak sedap" (kurang lebih seperti itu yang saya tahu). setiap informasi positif yang masuk ke dalam otak kita yang kemudian disimpan oleh otak kanan, maka yang akan muncul keluar juga sesuatu yang positif. begitu juga sebaliknya. jadi kalau dikaitkan dengan hadits rasul, bahwa ketika kita berkawan dengan pedagang minyak wangi kita akan ikut wangi. kalau bau wangi kita ibaratkan sebagai informasi yang positif, maka informasi tersebut akan masuk ke dalam otak kita sehingga yang keluar pun sesuatu yang positif. sama halnya ketika berteman dengan pandai besi, bau yang keluar dari api diibaratkan sebagai sesuatu yang negatif, karena kita berteman dengan mereka yang mengeluarkan sesuatu yang negatif maka sesuatu itu masuk ke dalam otak kita, sehingga yang keluar juga sesuatu yang negatif. betul tidak apa yang saya pahami?
BalasHapusarigato gozaimasu..
yupz.. kurang lebih prosesnya seperti itu mba tapi untuk analogi itu akan lebih tepat seperti ini mba.. kalau mba punya teko dan kita isi teko itu dengan air bening, maka ketika kita menuang air dari teko tadi kemanapun menuangnya maka yang akan keluar tetap air yang bening dan tidak berubah menjadi kopi atau teh atau lainnya.. nah sementara untuk minyak wangi yang mba contohkan lebih tepat untuk analogi yang terkait dengan pengaruh untuk orang-orang yang ada di sekitar kita.. misalnya, kalo kita kumpul dengan orang cerdas, kemungkinan besar kita juga akan cerdas dan ketika kumpul dengan orang bodoh, kita juga kemungkinan akan terpengaruh menjadi bodoh.. seperti itu mba.. sitsumongga arimaska.?
Hapus